Senin, 28 Juni 2010

Agar Doa Terkabul



Allah Azza wa Jalla menjamin dikabulkannya doa para hamba-Nya. Namun jaminan tiu bukanlah jaminan gratis, tapi membutuhkan syarat-syarat yang harus dipenuhi. Syarat-syarat itu adalah sebagai berikut:
1. Yakin bahwa Allah akan mengabulkan doa yang dipanjatkan.
Rasulullah saw bersabda:Jika salah seorang di antara kalian berdoa, maka janganlah ia mengatakan, Ya Allah, berilah ampunan kepadaku jika Engkau menghendakinya.” Namun hendaknya meneguhkan hati (akan apa yang dimintanya"H.R Bukhari Muslim.
Yakin bahwa doa akan dikabulkan adalah syarat untuk terkabulnya doa. Oleh karena itu jangan ada diantara kita yang memohon kepada Allah Taala sementara masih ada keraguan terkabulnya doa-doa yang ia panjatkan.
2. Khusyu’ ketika berada di hadapan Allah Taala.
Banyak orang yang berdoa namun ia tidak sadar apa yang sedang dilakukannya. Ia hanya berkata-kata Ya Allah atau kata Amin, namun hatinya tidak hadir dalam kata yang ia ungkapkan. Khusyu’ dalam berdoa adalah sinergi antara kata, hati dan raga sekaligus. Semua hadir dalam permohonan yang tulus kepada Rabbnya. Tentang urgensi khusyu’ dalam berdoa ini, Rasulullah saw bersabda:
“Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah tidak akan mengabulkan doa (yang keluar) dari hati orang yang lalai dan main-main” (H.R Tirmidzi)
Seorang muslim tidak selayaknya bermain-main dalam doanya namun ia harus mampu mengutarakannya dengan penuh khisyu’.
Salah seorang Tabiin pernah berkata, “Sesungguhnya aku mengetahui kapan doaku akan dikabulkan.” Orang-orang yang berada di sekitanya bertanya. Bagaimana hal itu bisa terjadi?” Tabiin itu menjawab, yaitu ketika hatiku khusyu’, anggota-anggota badanku juga khusyu’ dan mataku pun mengeluarkan air mata. Maka pada saat itu aku akan berkata, Doa ini akan dikabulkan.”
3. Tidak Terburu-buru.
Imam Bukhari dan muslim meriwayatkan persyaratan yang ketiga ini, dimana Rasulullah saw bersabda, “Akan dikabulkan bagi (doa) salah seorang di antara kalian selama ia tidak terburu-buru”. Maksud terburu-buru adalah sikap pesimisme terhadap apa yang ia minta. Tidak mengulang-ulang doanya. Sikap negatif thinking kepada Allah Taala atas tertolaknya doa. Obat dari penyakit ini adalah kesabaran.
4. Memakan rezeki yang halal.
Syarat terakhir dari terkabulnya doa adalah memakan rezeki yang halal. Sehingga tidak selayaknya seorang muslim mengumpulkan harta dengan cara yang diharamkan Allah swt.
Firman Allah swt, “Wahai para Rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amalan shalih. Sesungguhnya, Aku Maha Menadgetahui atas apa yang kamu kerjakan.” (Al-Mukminun (23):51)
Rasulullah saw. Menceritakan tentang, seorang lelaki yang kotor dan berdebu, (yang berada dalam) sebuah perjalanan yang jauh, mengangkat kedua tangannya ke langit dan berkata, “Ya Tuhanku…, Ya Tuhanku… Namun, perutnya (dipenuhi minuman) yang haram, pakaiannya berasal dari (pakaian) yang haram, dan ia mengkonsumsi yang haram. Maka bagaimana mungkin doanya dikabulkan”. (H.R Abu Daud, Nasa’i dan Ahmad)
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi, Rasulullah saw bersabda, “Tidak ada seorang lelaki pun yang berdoa (kepada Allah swt) dengan sebuah doa kecuali (doa itu) akan dikabulkan untuknya. Boleh jadi (pengabulan) itu akan disegerakan di dunia, boleh jadi akan disimpan untuknya (sehingga akan diberikan) di akhirat, dan boleh jadi dosa-dosanya akan dihapuskan sesuai dengan kadar doanya”.
Dari hadits di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa bentuk pengabulan doa ada tiga bentuk, yaitu pengabulan doa di dunia atas apa yang diminta, pengabulan doa sampai di akhirat dan dengan memalingkan keburukan yang akan menimpa.
Sikap seorang mukmin terhadap hal ini bisa sangat variatif. Ada yang memilih pengabulan bentuk pertama, ada yang memilih bentuk kedua dan mungkin sebagian lainnya  menghendaki yang ketiga. Namun sikap seorang mukmin yang arif dan bijaksana adalah memandang sama atas bentuk-bentuk pengabulan doa tersebut. sebab pada hakikatnya bila seorang mukmin telah berusaha dan berdoa, maka ia selanjutnya memasrahkan keputusan yang terbaik kepada Allah Azza wa Jalla.
Orang-Orang Yang Tidak Akan Ditolah Doanya
Rasulullah saw. Bersabda, “Ada tiga doa yang pasti akan dikabulkan, tanpa ada keraguan tentangnya: doa orang yang teraniaya, doa seorang musafir, dan doa orang tua kepada anaknya” (H.R Abu Daud dan Ahmad)
Di hadits lain Rasulullah saw. bersabda: “Bagi orang yang berpuasa ketika ia berbuka, benar-benar doa(nya) yang tidak akan ditolak”(H.R Ibnu Majah)
Subhanallah! Alangkah Maha Pengasihnya Allah Azza wa Jalla, 

Selasa, 15 Juni 2010

SURAT DARI ALLAH

Saat kau bangun pagi hari,
AKU memandangmu dan berharap engkau
akan berbicara kepada KU, walaupun hanya sepatah kata
meminta pendapatKU atau bersyukur kepada-KU
atas sesuatu hal yang indah yang terjadi
dalam hidupmu hari ini atau kemarin...

Tetapi AKU melihat engkau
begitu sibuk mempersiapkan diri untuk pergi bekerja
AKU kembali menanti saat engkau sedang bersiap,
AKU tahu akan ada sedikit waktu bagimu untuk berhenti
dan menyapa-KU, tetapi engkau terlalu sibuk..........

Disatu tempat, engkau duduk disebuah kursi
selama lima belas menit tanpa melakukan apapun.
Kemudian AKU Melihat engkau menggerakkan kakimu.
AKU berfikir engkau akan berbicara kepada-KU
tetapi engkau berlari ke telephone
dan menghubungi seorang teman
untuk mendengarkan kabar terbaru.

AKU melihatmu ketika engkau pergi bekerja
dan AKU menanti dengan sabar sepanjang hari.
Dengan semua kegiatanmu AKU berfikir
engkau terlalu sibuk mengucapkan sesuatu kepadaKU.

Sebelum makan siang AKU melihatmu memandang sekeliling,
mungkin engkau merasa malu untuk berbicara kepada-KU,
itulah sebabnya mengapa engkau tidak menundukkan kepalamu.
Engkau memandang tiga atau empat meja sekitarmu
dan melihat beberapa temanmu berbicara
dan menyebut namaKU dengan lembut
sebelum menyantap rizki yang AKU berikan,
tetapi engkau tidak melakukannya .......

Masih ada waktu yang tersisa dan
AKU berharap engkau akan berbicara kepadaKU,
meskipun saat engkau pulang ke rumah kelihatannya
seakan-akan banyak hal yang harus kau kerjakan.

Setelah tugasmu selesai, engkau menyalakan TV,
engkau menghabiskan banyak waktu setiap hari didepannya,
tanpa memikirkan apapun dan hanya
menikmati acara yg ditampilkan.
Kembali AKU menanti dengan sabar
saat engkau menonton TV dan menikmati makananmu
tetapi kembali kau tidak berbicara kepadaKU..........

Saat tidur, KU pikir kau merasa terlalu lelah.
Setelah mengucapkan selamat malam kepada keluargamu,
kau melompat ke tempat tidur dan tertidur tanpa
sepatahpun nama-KU, kau sebut ......
Engkau menyadari bahwa AKU selalu hadir untukmu.

AKU telah bersabar lebih lama dari yang kau sadari.
AKU bahkan ingin mengajarkan bagaimana
bersabar terhadap orang lain.
AKU sangat menyayangimu, setiap hari AKU menantikan
sepatah kata, do'a, pikiran atau syukur dari hatimu.

Keesokan harinya ......
engkau bangun kembali dan
kembali AKU menanti dengan penuh kasih bahwa
hari ini kau akan memberi sedikit waktu
untuk menyapa-KU ........

Tapi yang KU tunggu ........
tak kunjung tiba ......
tak juga kau menyapaKU.

Subuh ........
Dzuhur .......
Ashar ..........
Magrib .........
Isya dan
Subuh kembali,
kau masih mengacuhkan AKU.....
tak ada sepatah kata,
tak ada seucap do'a,
dan tak ada rasa,
tak ada harapan dan
keinginan untuk bersujud kepada-KU..........

Apa salah-KU padamu ......wahai Ummat-KU?????
Rizki yang KU limpahkan, kesehatan yang KU-berikan,
harta yang KU-relakan, makanan yang KU-hidangkan,
anak-anak yang KU-rahmatkan,
apakah hal itu tidak membuatmu ingat kepada-KU ............!!!!!!!

Percayalah AKU selalu mengasihimu .....
dan AKU tetap berharap suatu saat engkau
akan menyapa-KU .....memohon perlindungan-KU
bersujud menghadap-KU
Yang selalu menyertaimu setiap saat ........

Note:
Apakah kita memiliki cukup waktu untuk
mengirimkan surat ini kepada orang - orang yang kita sayangi???
Untuk mengingatkan mereka bahwa
segala apapun yang kita terima hingga saat ini,
datangnya hanya dari ALLAH SWT...... semata.

dikutip dari :
http://firmanrobiansyah.blogspot.com/2009/02/surat-dari-allah.html