Jumat, 10 Februari 2012

Maaf untuk Papap

Saat duduk di bangku SMP (saya lupa tepatnya kelas berapa), saat itulah untuk pertama kalinya Papap membelikan saya hp. Saya seneeeng banget bisa punya hp sendiri, bisa smsan atau telepon sama temen-temen. Kebetulan papap saya membelikan saya hp pada saat berdekatan dengan hari Lebaran. Saat itu saya ingin sekali mendapatkan uang Lebaran dari papap, karena saya mengidam-idamkan baju di salah satu mall di Bandung. Namun ketika hari Lebaran tiba papap saya justru tidak memberikan uang tunai, beliau malah memberikan saya hadiah yang lain, yaitu berupa voucher pulsa senilai Rp 100.000. Karena merasa saya baru punya hp pasti akan senang bila diberi pulsa.  Saat voucher itu diberikan kepada saya, saya bukannya senang tapi malah memperlihatkan raut wajah kecewa kepadanya karena merasa gagal untuk bisa beli baju yang saya suka, seraya berkata kepada beliau "yaah, padahalkan pulsanya masih ada 50rb pap!", lalu mamah saya menegur "ya udah gpp atuh teh diambil aja", lalu saya pun mengambil voucher tersebut. Saat malam tiba, mamah datang ke kamar saya lalu berkata bahwa papap merasa sedih karena saya terlihat kecewa dengan hadiah yang dikasihnya. Saat itu saya jadi merasa bersalah dan menyesal tidak menghargai pemberian papap, saya pun menangis dan mohon ampun kepada Allah, tetapi terlalu gengsi untuk minta maaf kepada Papap :( . Sampai sekarang saya masih ingat kejadian itu, dan pengen banget mengulangnya dan memperbaiki ucapan saya ke papap.  Papap, maafin icha yaaaah. Mungkin papap lupa tentang kejadian ini, tapi saya selalu ingat dan menyesalinya. Maaf papap, maaf :(
Pelajaran yang bisa saya ambil adalah...hargailah setiap pemberian dari orang lain, bisa jadi orang itu benar-benar tulus memberi kepada kita. Dengan menghargai orang lain sesungguhnya kita telah menghargai diri sendiri.

1 komentar: